November 10, 2024

Oleh: Nabilah Putri Maulana (Mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Syekh Nurjati Cirebon)

Pendidikan intrepreneur atau kewirausahaan adalah proses interaksi peserta didik, pendidik dan sumber belajar yang bertujuan untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan untuk menjadi seorang wirausaha atau pengusaha yang sukses. Dalam pendidikan kewirausahaan, peserta didik diajarkan tentang berbagai aspek yang terkait dengan memulai, mengembangkan, dan menjalankan bisnis, seperti perencanaan bisnis, manajemen keuangan, pemasaran, manajemen operasional, dan pengembangan produk.

Pondok pesantren pada dasarnya merupakan pendidikan yang melaksanakan beragam kegiatan pembelajaran agama Islam bagi santri, di bawah bimbingan atau asuhan kiai yang juga tinggal dalam satu lokasi yang sama. Sehingga pesantren menjadi lembaga pendidikan paling tua di Indonesia yang telah memberikan kontribusi penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.  Pesantren juga berkontribusi dalam membina dan mengembangkan masyarakat di lingkungan sosialnya. Di Indonesia sendiri, ada banyak pondok pesantren, baik pesantren yang tradisional (salaf), modern, maupun perpaduan tradisional dan modern.

Praktik Pendidikan Intrepreneur

Pendidikan intrepreneur pesantren adalah sebuah konsep atau model pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan dan keterampilan usaha di kalangan santri.pendidikan intrepreneur ini tidak hanya mengajarkan teori saja, tetapi juga memberikam praktik langsung dalam berbagai usaha seperti memproduksi olahan pangan, kerajinan, konveksi, daur ulang, kosmetik hingga mengurus koperasi pesantren. Dari sini dapat kita ketahui bahwasannya santri yang ada di pesantren tidak hanya belajr ilmu agama an sich, namun juga ilmu intrepreneur. Sebab, pendidikan intrepreneur melatih santri untuk mandiri, kreatif, inovatif, dan berwawasan luas. Tidak menutup kemungkinan setelah santri lulus pesantren mampu unggul di bidang kewirausahaan.

Terlebih Nabi Muhammad Saw merupakan seorang wirausaha atau entrepreneur yang handal sejak usia belia. Kepiawaian Nabi Muhammad Saw tidak lain karena beliau menjalankan usahannya dengan mengimplementasikan prinsip manajemen bisnis mutakhir seperti kepuasan pelanggan (customer satisfaction), pelayanan yang unggul (service exellence), serta kejujuran (transparasi). Selain itu, beliau memiliki branding yang tercermin dari sikap dan perilakunya yang baik, sehingga mendapatkan gelar al-Amin dari masyarakat Arab.

Pendidikan intrepreneur pesantren ini bisa menjadi sangat penting karena ini merupakan senjata untuk mengurangi tingkat pengangguran yang sangat tinggi pada zaman sekarang dan bisa menurunkan tingkat kemiskinan di negara kita ini. Dengan adanya pendidikan intrepreneur di pesantren ini menandakan bahwa pesantren tidak hanya melahirkan pendakwah tapi juga menciptakan pengusaha-pengusaha yang sukses berbekal pengalaman belajar kewirausahaan di pesantren.

Intrepreneur Watak Pesantren

Berdirinya pesantren  berbeda dengan lembaga pendidikan lainnya seperti sekolah atau madrasah. Pesantren pada awalnya berdiri di tempat yang jauh dari pusat-pusat perekonomian. Namun, seiring perjalanan waktu, pesantren mampu menghadirkan kesejahteran dan kemandirian ekonomi bagi pesantren dan masyarakat sekitar. Hal ini didorong bahwa Islam sangat mendorong kemandirian ekonomi umat. Pesantren sebagai pelembagaan ilmu-ilmu keislaman sudah pasti akrab dengan pendidikan intrepreneur dengan beragam bentuk dan polanya. 

Buktinya, alumni pesantren masa lalu yang tidak diuntungkan dengan sistem pendidikan nasional masih mampu mandiri dengan berwirausaha hingga menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang-orang di sekitarnya. Hal ini dikarenakan jiwa intrepreneur sudah ditanamkan dalam diri santri di pesantren. Menumbuhkan jiwa entrepreneurship para santri merupakan sebuah keharusan dan kewajaran. Nabi Muhammad Saw memiliki jiwa entrepreneurship yang unggul sejak belia.

Manfaat Pendidikan Intrepreneur

Pendidikan intrepreneur di pesantren memiliki beragam manfaat. Pertama, meningkatkan kemandirian dan kreativitas santri dalam menghadapi tantangan zaman. Disini santri tidak hanya mengetahui ilmu keagamaan saja tetapi bisa memperoleh ilmu kewirausahaan, yang dimana dapat melahirkan santri santri yang mandiri, kreatif, inovatif dan berpengetahuan luas; kedua, memberikan alternatif sumber penghasilan bagi santri dan pesantren.Jika santri sudah bisa menerapkan ilmu intrepreneurnya dengan baik maka akan santri itu bisa membuat usaha yang nantinya bisa memperoleh keuntungan bagi santri itu sendiri dan hal ini dapat meringankan perekonomian keluarga juga bahkan bisa membantu pesantren jika kekurangan dana;

Ketiga, menumbuhkan sikap positif terhadap pekerjaan dan usaha sebagai bagian dari ibadah. Jika sudah mempunyai ilmu kewirausahaan dan bisa mengamalkannya makan akan melahirkan sikap sikap positif seperti bersungguh-sungguh,bekerja keras,bisa menjadi lebih mandiri,percaya diri,jeli dalam melihat peluang dan masih banyak lagi Para santri ini juga pasti membarengi usaha dengan doa dan memperbanyak agar dipermudah oleh Allah SWT; dan keempat, membangun jejaring kerjasama antara pesantren dan dunia usaha. Dari Pendidikan intrepreneur juga dapat membangun jejaring Kerjasama antar pesantren yang banyak manfaatnya. Jejaring disini akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas,usaha,kunci keberhasilan usaha diantaranya seperti jejaring kolaborasi dan komunikasi. Maka, pendidikan intrepreneur di pesantren perlu terus dilestarikan dan ditingkatkan agar santri memiliki kesempatan yang lebih luas. Selain cakap dalam berdakwah, santri juga mampu menjadi pengusaha yang sukses dan mampu bersaing di dunia bisnis. Harapannya, keberhasilan pesantren dalam menciptakan oase ekonomi bagi masyarakat sekitar dapat terus diestafetkan oleh para alumninya di tempat-tempat di mana mereka berpijak.

About The Author