November 17, 2025
IMG_2895-scaled

Oleh: Sakinah (Mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Syekh Nurjati Cirebon)

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa depan. Menurut Undang-Undang No 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Peran Guru

Guru memiliki peran penting di dalam dunia pendidikan. Selain menjadi pendidik, guru diharuskan untuk membimbing, mengarahkan, menuntun peserta didik untuk menyiapkan peserta didik menjadi insan terdidik di masa mendatang. Guru sangat berperan dalam penguatan pendidikan karakter bagi anak didiknya. Untuk membentuk peserta didik menjadi insan terdidik, diperlukan guru mengenal secara baik setiap individunya, bukan hanya mengetahui latar belakang saja, melainkan mengetahui bagaimana cara belajar peserta didik agar lebih mudah dan cepat menangkap materi selama pembelajaran, tipe pembelajaran yang cocok untuk diajarkan kepada peserta didik yang keterbatasan menghitung, lebih cepat tanggap dengan yang berbau hafalan dan sebagainya.

Semua peserta didik tentunya mempunyai karakter yang berbeda-beda. Ada yang senang belajar, ada yang menyesuaikan dengan suasana hati, ada yang kurang patuh sehingga suasana kelas kurang kondusif dan sebaliknya. Karakter sejatinya muncul tanpa disadari oleh peserta didik.  Karakter merupakan sebuah tindak perilaku yang dibentuk secara otomatis oleh kemampuan akal pikiran peserta didik. Karakter dapat dibentuk dengan memberi contoh atau uswah. Ia juga dapat dibentuk dengan  memberikan memberi penjelasan tentang suatu perbuatan atau tindakan kenapa harus dilakukan atau ditinggalkan.

Pembentukkan Karakter

Karakter peserta didik juga dapat dilihat di mana peserta didik menempuh  pendidikan. Lembaga pendidikan tempat belajar seperti sekolah dasar, madrasah, atau pondok pesantren akan menciptakan karakter peserta didik yang berbeda-beda pula.  Peran elemen kependidikan sangat diperlukan dalam membentuk karakter seseorang. Pendidikan karakter di lembaga pendidikan Islam, seperti madrasah dan atau pondok pesantren memang diakui dapat mencetak insan berakhlakul karimah. Bahkan ada anggapan umum bahwa pesantren adalah bengkel akhlak. Di pesantren pendidikan akhlak dan adab lebih diutamakan. Selain itu, banyaknya pelajaran tentang keislaman di lembaga tersebut makin memantapkan peserta didik dalam suasana penuh adab.

Pesantren jauh lebih mengutamakan akhlak, adab, dan ilmu keislaman. Sehingga, di pesantren lebih banyak waktu untuk praktik dan pembiasaan akhlak mulia di samping juga teori-teori untuk memantapkan akhlak santri. Hal ini  kaerna pendidikan karakter dalam Islam sendiri bersifat krusial, perlu diajarkan sedini mungkin dan secara konsisten kepada peserta didik.

Sekarang ini, kekerasan meningkat di kalangan remaja terlebih pelajar dibawah usia 17 tahun. Tawuran antar pelajar sekolah, kasus membuli teman sekelas dan sebagainya adalah bentuk minimnya penanaman pendidikan karakter di kalangan peserta didik. Pada hakekatnya, pendidikan karakter merupakan suatu upaya menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang mulia yang melekat pada dirinya. Pendidikan karakter harus selalu diajarkan, dibiasakan, dan dilatih secara konsisten agar menjadi karakter bagi peserta didik. Oleh sebab itu, pendidikan karakter sangat ditekankan dalam Islam. Kecerdasan intelektual tanpa dibarengi karakter yang mulia tidak ada gunanya dan zonk. Manusia yang tidak berkarakter bisa disebut juga sebagai manusia yang tidak beradab dan jauh dari kata manusia. Untuk membentuk karakter baik atau akhlakul karimah wajib adanya pembelajaran pendidikan karakter dan pendidikan agama untuk meningkatkan sumber daya manusia dan insan yang berkualitas.

About The Author