November 10, 2024

Kaaba in Mecca Saudi Arabia

Oleh: Iqna Aulia Izuna (Mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Syekh Nurjati Cirebon)

Pesantren adalah kawah candradimuka bagi para penuntut ilmu. Pesantren memberikan ilmu sekaligus pengalaman yang sangat bermanfaat sebagai bekal santri dalam kehidupan sehari-hari. Perlu ketahui bahwa pesantren adalah sebuah institusi estafeta misi kenabian di mana kiai yang memiliki keluasan ilmu pengetahuan, kemuliaan akhlak, dan jiwa kepemimpinan yang mumpuni mendirikan pesantren sekaligus mengasuh para santri dengan berbagai ilmu-ilmu keislaman.

Pada zaman Nabi Muhammad Saw ada sebuah komunitas yang dikenal dengan ashabus shuffah atau mereka tinggal di serambi belakang Masjid Nabi. Lahir dari komunitas ini para sahabat ternama seperti Abu Hurairah ra, Hudzaifah ibnul Yaman ra, Shafwan bin Baidha’ ra, Karim bin Fatik al-Asadi ra, Khubaib bin Yasaaf ra, Salim bin ‘Umair ra, Haritsah bin An-Nu’man ra dan masih banyak lagi. Pesantren lahir dan hadir di Indonesia terinspirasi dari sebuah ‘institusi” bernama shuffah di mana masjid menjadi pusat kegiatan ashabus shuffah dalam menuntut ilmu dan bergaul secara intensif dengan Rasulullah saw.

Nabi Muhammad Guru Umat Manusia

Nabi Muhammad saw selain diutus sebagai rasul juga sebagai guru. Sebagaimana sabdanya,

إِنَّمَا بُعِثْتُ مُعَلِّمًا

Sungguh, aku hanya diutus sebagai  guru. (HR Ad-Darimi)

Rasulullah Saw mengajarkan sesuatu ilmu sebagaimana yang telah diajarkan Allah azza wajalla melalui perantara malaikat Jibril as. Beberapa metode pembelajaran yang dilakukan Rasulullah adalah pembelajaran dengan praktik secara langsung, pembelajaran secara gradual, pembelajaran kondisional, dialog dan tanya jawab, diskusi dan dialektika.

Metode pembelajaran penting untuk diterapkan guna mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Dengan penerapan metode pembelajaran yang tepat maka pembelajaran akan berjalan dengan efektif dan efisien sehingga target pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Pentingnya penggunaan metode dalam pembelajaran ditegaskan dalam al-Qur’an surat an-Nahl: 125 yang artinya:

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl: 125)

Pesantren Tempat Para  Penerus  Nabi

Pesantren adalah lembaga pendidikan yang berbasis keislaman, kemasyarakatan dan kebangsaan. Cikal bakal pesantren sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad Saw, karena nabi tidak hanya diutus sebagai rasul namun juga sebagai guru atau mu’allim. Hanya saja latar belakang santri zaman nabi dan sekarang jelas berbeda. Santri zaman nabi sudah dewasa dan pada umumnya sudah berkeluarga. Santri-santri yang berasal dari luar daerah yang sengaja datang ke Madinah untuk menimba ilmu dan pendidikan dari Nabi Muhammad Saw. Segala kebutuhannya ditanggung oleh nabi dan para sahabatnya yang mampu.

Sementara santri zaman sekarang lebih banyak ditanggung oleh orangtuanya atau kiainya. Meski demikian, nilai-nilai pesantren di zaman nabi yang dikenal dengan shuffah tidak jauh berbeda dengan nilai-nilai pesantren zaman sekarang, seperti beribadah, keikhlasan, kesederhanaan, ukhuwwah islamiyyah, dan thalabul ‘ilmi.

Menjadi santri merupakan sebuah karunia ilahi yang patut disyukuri. Tidak perlu inferior jika ada cibiran terhadao santri. Hal itu lumrah terjadi, sebab manusia cenderung memusuhi apa yang ia tidak ketahui (al-insan a’da ma jahilu). Santri merupakan seorang yang giat dan ikhlas dalam menuntut ilmu. Tidak sedikit hadits-hadits nabi yang memuji dan memberikan jaminan terindah bagi para penuntut ilmu. Beberapa hadits tersebut antara lain,

مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبِ الْعِلْمِ فَهُوَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ حَتَّى يَرْجِعَ

Barang siapa keluar dalam rangka menuntut ilmu, maka dia berada di jalan Allah sampai ia kembali.

 مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga. (HR. Muslim).

 إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Jika seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shaleh yang berdoa untuknya. (HR. Muslim).

 اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَامًا، وَلــــــــــــكِنْ وَرَّثُوْا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

Para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu. Maka dari itu, barang siapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang cukup. (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

http://inomet.ft.unand.ac.id/controllers/grid/users/author/form/ht/demo-mahjong

http://inomet.ft.unand.ac.id/controllers/grid/users/author/form/ht/demo-o/ http://inomet.ft.unand.ac.id/controllers/grid/users/author/form/ht/pulsa-o/ http://inomet.ft.unand.ac.id/controllers/grid/users/author/form/ht/slot-garansi/ http://inomet.ft.unand.ac.id/controllers/grid/users/author/form/ht/slot-qris/

https://mahadalbirr.unismuh.ac.id/wp-content/plugins/og/assets/sule-o/

https://sertifikasi-haji.uinsgd.ac.id/aplikasi/assets/fonts/ht/slot-robopragma/

https://sertifikasi-haji.uinsgd.ac.id/aplikasi/assets/fonts/ht/slot-garansi/

https://sertifikasi-haji.uinsgd.ac.id/aplikasi/assets/fonts/ht/shopeepay-o/

About The Author