January 25, 2025
images (2)

Oleh: Yusuf Maulana (Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Syekh Nurjati Cirebon)

Makna kepemimpinan secara umum yaitu kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk pencapaian tujuan. dalam pengertian ini sangat luas karena tidak dijelaskan bagaimana seseorang mempengaruhi kelompoknya, yang terpenting ialah bagaimana sebuah tujuan dapat dicapai. Bahwa kepemimpinan itu merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri seorang yang memimpin. Kepemimpinan bukan hanya sekedar berebut pengaruh, akan tetapi bagaimana kepemimpinan itu dapat mengatur, mengelolah, mengarahkan, menenangkan hati, fikiran, emosi, dan  perilaku  yang dipimpin agar mereka dengan senang hati mejalankan tugasnya demi tercapainya sebuah tujuan bersama.

Pesantren menurut pengertian dasarnya adalah “tempat menuntut ilmu para santri” sedangkan pondok berarti “rumah atau tempat tinggal yang sederhana”,di samping itu,pondok merupakan berasal dari bahasa arab “funduk” yang berarti “hotel atau asrama”. Singkat kata, pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisonal islam untuk mempelajari, memahami, mendalami, dan mengamalkan ajaran islam dengan menekankan pentingnya moral agama sebagai pedoman perilaku sehari-hari. Perkembangan selanjutnya, pondok pesantren tidak hanya berperan sebagai lembaga pendidikan keagamaan, kemasyarakatan saja akan tetapi juga berperan sebagai pengembangan masyarakat (community development), perubahan sosial ( agen of change), dan pembebasan (liberation) untuk masyarakat dari ketertindasan, keburukan moral, politik, dan kemiskinan.

Peran Kiai

Peran kepemimpinan pesantren pada dasarnya dipegang oleh kiai. Peran kepemimpinan kiai memang sangat terasa dalam perkembangan dunia pesantren. Sebagai contoh yang dulunya pondok pesantren hanya sebagai lembaga pendidikan dengan menggunakan sistem tradisonal (salaf) tapi seiringnya dengan waktu, pesantren berubah menjadi lembaga pendidikan yang bisa menyesuaikan dengan kebutuhan. Pesantren bersinergi dengan lembaga formal berupa adanya program pendidikan madrasah dan sekolah hingga perguruan tinggi.

Peran kepemimpinan kiai terhadap permasalahan yang ada di pesantren sangat berpengaruh dan benar-benar dibutuhkan untuk menuntaskan program dan memecahkan masalah yang ada di pesantren. Santri yang bermasalah biasanya akan ditangani secara langsung maupun tidka langsung oleh kiai. Program keseharian santri pun tidak luput dari tanggung jawab dan perhatian kiai. Tidak jarang kiai memberikan contoh kelapangan dan keteladanan kepada para santrinya. Pasalnya, pendidikan tanpa keteladanan ibarat pepesan kosong.

Kaderisasi Pemimpin

Kepemimpinan dalam pesantren menjadi sangat dan teramat penting karena hidup atau matinya pesantren tergantung dari kepemimpinan seorang kiai. Kepemimpinan kiai pesantren juga menjadi hal yang sangat esensial dan berpengaruh. Wajar apabila peran seorang kiai menjadi amat disegani dalam perkembangan pesantren agar terciptanya regenerasi pemimpin kreatif, inovatif, dan dinamis.

Tidak jarang pesantren gulung tikar karena ditinggal mati kiai. Atau, karena tidak adanya kaderisasi kepemimpinan pesantren. Kaderisasi pesantren tidak hanya untuk menjadi kiai,  karena pada hakikatnya pemimpin bukan hanya kiai, namun juga guru, santri, dan seluruh orang yang berkiprah di pesantren. Sehingga, pesantren melakukan kaderasi guru dan santri agar dapat kembali ke pesantren dan memajukan sistem pendidikan pesantren.

Terlebih, menurut hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari setiap insan adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban baik itu imam, suami, isteri hingga pembantu. Oleh karena itu, kaderisasi di semua lini kenidupan pesantren menjadi keniscayaan dan kemestian yang tidak dapat ditolak.

Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Imam adalah pemimpin yang akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban atas keluarganya. Seorang isteri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya, dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut. (HR. Bukhari)

Corak Kepemimpinan Pesantren

Kepemimpinan pesantren selama ini pada umumnya bercorak alami, baik pengembangan pesantren maupun proses pembinaan calon pemimpin yang akan menggantikan pemimpin yang teratur dan menetap. Kebanyakan orang menyimpulkan bahwa pesantren mempunyai kelemahan dalam mendidik pemimpin penerus. Sejarah mencatat, jarang sekali pesantren dapat bertahan lebih dari satu abad. Kiai yang menyadari akan  hal ini, pasti akan memikirkan dan memanage kelangsungan hidup pesantrennya sebelum ia meninggal dunia.

Sarana para kiai yang paling utama dalam usaha melestarikan pesantren ialah dengan membangun solidaritas dan kerjasama sekuat-kuatnya antara sesama mereka. Cara praktis yang ditempuh di antaranya ialah mengembangkan suatu tradisi bahwa keluarga yang terdekat harus menjadi calon kuat pengganti kepemimpinan pesantren dalam pengembangan transmisi pengetahuan dan rantai transmisi intelektual antara sesama kiai dan masyarakat.

Kaderisasi pondok pesantren merupakan rukun yang harus ada pada setiap lembaga pesantren. Kaderisasi ini harus benar-benar diperhatikan karena banyak pesantren yang kegiatannya menjadi mati, disebabkan wafatnya pemimpin pesantren. Terlebih, kharisma pimpinan pesantren tidak sepenuhnya dapat diwariskan, maka upaya kaderisasi menjadi sangat penting bagi kemajuan dan kesejahteraan pesantren.

Tips Menjadi Pemimpin

Untuk menjadi pemimpin yang baik butuh banyak belajar, berlatih, dan pengalaman. Ada beberapa tips untuk menjadi pemimpin yang baik:  Memiliki visi dan misi yang bagus dan visioner, menjadi suri tauladan yang baik, menjadi pendengar yang baik, bijak dalam memutuskan sesuatu, memperlakukan orang dengan baik dan adil, membangun ikatan baik dan komunikasi yang baik dengan warga pesatren, dan yang tidak kalah penting adalah senantiasa mendekatkan diri kepada Allah ta’ala. Selain itu, pemimpin yang baik harus memiliki karakter dan integritas yang kuat. Pemimpin harus memiliki karakter dan integritas yang kuat setiap saat. Para pemimpin juga harus memberdayakan banyak guru dan santri. Pemimpin membekali para guru dan santrinya mengambil kesempatan untuk memahami tugas yang sedang dikerjakan. Pembekalan mengenai ilmu atau cara dalam melakukan tugas akan memberikan pemahaman untuk guru dan santri. Pemahaman itu akan berguna bagi guru dan santri di dalam pesantren maupun luar pesantren. Tentu menjadi seorang pemimpin sering membawa beban dalam membuat keputusan yang sulit dan pelik. Oleh karenanya, pemimpin harus memiliki keberanian untuk mengambil risiko dalam setiap keputusan. Bila pemimpin ragu atas apa yang diputuskan maka para guru dan santri ikut merasa ragu atas kepimpinan yang dilihatnya.

About The Author