Oleh: Nur Zakiya (Mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Arab IAIN Syekh Nurjati Cirebon)
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam dengan sistem asrama atau pondok, di mana kyai sebagai figur sentralnya, masjid sebagai pusat kegiatan yang menjiwainya, dan pengajaran agama Islam di bawah bimbingan kyai yang diikuti santri sebagai kegiatan utamanya. Pesantren pada awalnya didirikan sebagai pusat pendidikan keislaman untuk melahirkan pribadi yang mempunyai pengetahuan keagamaan yang kuat sehingga nantinya bisa menyebarkan ilmu yang dimiliki kepada masyarakat. Dengan kata lain, pesantren dimaksudkan sebagai pusat produksi ulama yang disiapkan untuk melakukan penyebaran Islam ke seluruh Nusantara. Selain itu, pesantren juga bertujuan untuk membentuk akhlak santri-santrinya sehingga mereka menjadi pribadi yang berbudi luhur dan memiliki karakter kuat.
Pesantren lahir tidak bisa dilepaskan dari pembaruan-pembaruan yang dilakukan di pesantren-pesantren Indonesia. Pembaruan pesantren apabila melihat perkembangan kebudayaan dan peradaban dunia yang semakin pesat, merupakan keniscayaan. Modernisasi yang diiringi dengan perkembangan teknologi yang kian pesat, menuntut pesantren untuk menyesuaikan diri. Mau tidak mau, agar bisa tetap survive, pesantren mesti banyak melakukan pembaruan, baik dari sisi kurikulum, metode pembelajaran, maupun yang lainya. Pembaruan pesantren kemudian melahirkan pendidikan pesantren yang setidaknya bisa diklasifikasikan menjadi tiga tipe: pesantren salaf, modern, dan campuran antara salaf dan modern.
Perbedaan
Pesantren salaf merupakan model pesantren yang masih menggunakan kitab-kitab klasik sebagai bahan ajar santri. Hal ini dilakukan karena mereka menganggap kitab-kitab tersebut ditulis dan dipelajari oleh ulama yang masih berkaitan dengan Tabiin dan Tabiat. Tabiin tabiat ini merupakan golongan pelajar atau murid yang mendapatkan langsung ajaran Islam dari para sahabat Nabi. Selain itu, jenis pesantren ini biasanya tidak dibarengi dengan pendidikan formal seperti sekolah. Jadi, santri hanya akan mendapat kegiatan mengaji kitab tradisional saja.
Namun, jika ingin mendapatkan pendidikan formal, santri diperbolehkan bersekolah di luar lingkungan pesantren. Berbeda dengan pesantren salaf, pesantren modern lebih integratif. Pesantren modern memiliki madrasah atau sekolah formal dalam satu lingkungan dan di bawah naungan satu yayasan. Sehingga, tingkatan di pesantren ini akan sama dengan tingkatan di sekolah formal. Namun, pesantren jenis ini tetap memberikan pendidikan dengan fokus utama pada pembelajaran agama. Selain itu, banyak dari jenis pesantren ini yang memberlakukan penggunaan bahasa asing seperti Inggris dan Arab untuk keperluan praktis. Jenis lainnya yaitu campuran, merupakan kombinasi dari pesantren salaf dan modern. Pesantren ini memiliki sekolah formal namun tetap menggunakan model pendidikan pesantren salaf.
Metode Pengajaran
Pola pendidikan yang dianut oleh pesantren sSalaf biasanya menggunakan teknik sorogan dan bandongan. Sorogan merupakan cara belajar dimana kiai akan mengajar murid satu persatu untuk menguji pemahaman kitab kuning dan membaca al-Quran. Sedangkan metode bandongan ini hampir mirip dengan metode belajar di sekolah formal. Kiai akan menjelaskan kitab kuning dengan menerjemahkan tulisan arab menggunakan huruf pegon.
Berbeda dengan pesantren modern, pesantren ini menggunakan model pendidikan yang memiliki sistem pembelajaran yang sistematis. Selain itu, sumber bacaan yang digunakan di pesantren ini biasanya tidak lagi berasal dari kitab-kitab kuning klasik melainkan kitab baru yang ditulis oleh sarjana muslim abad ke-20. Selain itu, pesantren ini biasanya memiliki sekolah formal sehingga ada mata pelajaran umum disamping pelajaran agama. Sedangkan pesantren yang mengombinasikan kedua jenis ini biasanya masih menggunakan metode pengajaran pesantren salaf. Sebagai perumpamaan, santri akan belajar di sekolah formal di siang hari dan belajar agama di malam hari. Selain itu, kegiatan di pesantren ini sudah diatur oleh pihak pesantren. Sehingga santri akan mengikuti dua macam kegiatan bersifat umum maupun agama.
Pesantren Salaf
Pesantren salaf merupakan pesantren yang mula-mula ada di Indonesia. Pesantren ini pada umumnya didirikan sebagai pusat dakwah dan penyebaran agama Islam di Indonesia di masa-masa awal, khususnya di masa walisongo. Pesantren jenis ni juga biasa disebut sebagai pesantren tradisional. Penyebutan “tradisional” di sini, karena lembaga ini telah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem kehidupan sebagian besar masyarakat Islam Indonesia. Pesantren salaf juga senantiasa lekat dengan khazanah Islam klasik yang lazim dikenal dengan kitab kuning. Kitab kuning ini menjadi sumber utama yang diaji dan dikaji di pesantren hingga saat ini. Sehingga, pesantren yang menyelenggarakan pendidikan pesantren dalam bentuk pengkajian kitab kuning dapat dinamakan sebagai pesantren salaf.
Adapun metode pembelajaran yang lazim diterapkan di pesantren adalah metode bandhongan dan sorogan. Dalam sistem bandongan, santri tidak bisa berperan aktif dan hanya mendengarkan dan menuliskan apa yang disampaikan oleh kiai tanpa ada ruang untuk bertanya dan berdiskusi. Sementara dalam metode sorogan, santri menghadap kiai satu per satu dengan membawa kitab yang dipelajari sendiri. Dalam hal ini santri biasanya membaca sendiri sedangkan kiai membetulkan bacaan santri dan menjelaskan lebih detail tentang isi kitab yang dibaca. Dalam tradisi pesantren salaf, penghormatan kepada kiai dan guru sangat kental. Pola hubungan antara santri dengan kiai sebagaimana hubungan kiai dan guru yang digambarkan dalam kitab ta’limul muta’allim. Kitab ini kemudian menjadi standar etika dalam pola hubungan dan komunikasi antara santri dan kiai maupun santri dan guru dalam kehidupan sehari-hari.
Pesantren Modern
Pesantren modern didirikan dengan tujuan agar pesantren mampu melahirkan generasi yang mampu menjawab tantangan zaman. Pesantren modern dimaksudkan sebagai upaya untuk melahirkan pribadi yang berkarakter nilai-nilai pesantren tapi menguasai ilmu-ilmu modern yang selaras dengan perkembangan zaman. Manajemen pesantren modern sudah menerapkan manajemen yang modern, dengan visi-misi yang jelas serta struktur yang rapi berikut dengan tugas-tugas yang diembannya. mengacu pada nilai-nilai komodernan yang positif seperti disiplin, rapi, tepat waktu, dan kerja keras.
Nilai modern yang bersifat fisik tergambar dalam cara berpakaian santri rapi, menekanan pada bahasa Arab percakapan, memakai buku-buku literatur bahasa Arab kontemporer, memiliki lembaga pendidikan formal dibawah kurikulum Kemendikbud dan atau Kemenag dari level pendidikan dasar, menengah hingga perguruan tinggi.
Pendidikan pesantren dalam bentuk dirasah islamiah dengan pola pendidikan muallimin juga dapat dinamakan sebagai pesantren modern atau pesantren muallimin. Pendidikan pesantren dalam bentuk dirasah islamiah dengan pola pendidikan muallimin merupakan pendidikan yang bersifat integratif, memadukan ilmu agama Islam dan ilmu umum, dan bersifat komprehensif dengan memadukan intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan kokurikuler.
Konvergensi
Pesantren perpaduan salaf dan modern adalah berusa menjembatani kelemahan antara pesantren salaf dan pesantren modern tersebut. Perpaduan pesantren salaf modern ini biasanya disebut juga sebagai pesantren semi modern. Pesantren jenis ini pada umumnya masih mirip dengan pesantren salaf. Dalam pesantren ini masih ditemukan pembelajaran kitab kuning, penghormatan kepada kiai yang begitu besar dan kentara, dan adanya konsep keberkahan. Hanya saja, pesantren jenis ini sudah mulai akomodatif dan terbuka terhadap perubahan yang terjadi di dunia luar.
Ciri khas pesantren semi modern ini adalah adanya lembaga pendidikan formal di dalamnya. Selain menyelenggarakan kajian kitab kuning, pesantren jenis ini juga menyelenggarakan lembaga pendidikan formal agar santri dapat memahami ilmu umum dan agama secara bersamaan.